KOTA MALANG - Bima Nur, alumni Program Studi Hubungan Internasional (HI) 2018 memilih bekerja di media. Saat ini ia bekerja sebagai Researcher dan Journalist Narasi TV.
Baginya menjadi lulusan HI sudah punya bekal yang cukup kuat, komprehensif dan konkret untuk kerja di bidang jurnalistik.
Menurutnya, ada alasan kenapa harus di media dan sebagai seorang jurnalis. Pertama industri media sangat tepat bagi individu yang memiliki keingintahuan tinggi, apa yang didapatkan harus dipertanyakan dengan kata mengapa.
Kedua, membuka dan memperluas jaringan karena menjadi jurnalis mengharuskan untuk bertemu banyak orang dengan berbagai macam sudut pandang.
“Ketiga adalah melatih kemampuan analisis dan berpikir secara kritis, tidak menelan informasi secara mentah-mentah tanpa verifikasi dan konfirmasi dari dua sisi sudut pandang yang berbeda. Kalau pimpinan redaksi saya selalu bilang verifikasi harus sampai tiga lapis baru kita bisa kaji, ” katanya, Kamis (6/4/2023), .
Dengan rasa ingin tahu, ingin berjejaring dan mempunyai kemampuan analisis dan berpikir secara kritis tersebut maka bekerja di media sebagai jurnalis menjadi sebuah opsi yang sangat direkomendasikan oleh Bima.
“Kita juga memiliki keunggulan menjadi jurnalis ketika kita adalah alumni HI, yakni ‘reading and writing are our middle name’, dari kita masuk menjadi Maba membaca dan menulis adalah kewajiban yang harus dijalankan anak HI. Itu yang menjadi bekal kita karena menulis adalah kemampuan yang sangat dasar yang harus dimiliki oleh jurnalis dan menulis tanpa membaca itu adalah sebuah kemustahilan, ” katanya.
Kedua ‘speak like a diplomat’, basic skill yang harus dimiliki oleh anak HI adalah public speaking yakni dengan memanfaatkan kemampuan kita dalam lobbying dan negosiasi ketika wawancara agar lawan bicara kita bisa terbuka dan rileks.
Ketiga ‘too general might be a good start’, HI merupakan studi yang sangat general merupakan awalan yang cukup bagus karena jika pertama kali berkarir di media sebagai jurnalis maka dituntut untuk mempelajari banyak isu, ada banyak hal yang dipahami.
Tetapi Bima juga mengatakan sebagai lulusan HI memiliki ancaman jika sebagai jurnalis yakni dengan perkembangan informasi data yang dapat diakses dimana saja maka perlu mencari data secara angka, namun lulusan HI enggan mengkaji secara kuantitatif. Selanjutnya, muncul juga tuntutan untuk fokus terhadap satu isu tertentu.
“Namun dibalik ancaman itu teman teman bisa berdamai dulu dengan angka dan teman teman perlu juga fokus terhadap hal-hal tertentu misal tertarik di isu konflik dan perdamaian, ekonomi politik, ekonomi pembangunan dan lainnya. Teman-teman tidak masalah mempelajari yang lain tapi porsinya lebih banyak ke interest teman-teman, ” tambahnya.
Terakhir Bima mengutip kata Cokroaminoto yakni jika ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti seorang wartawan dan berbicaralah seperti seorang orator. (Uli/Humas FISIP/Humas UB)