KOTA MALANG - Universitas Brawijaya mengukuhkan dua Profesor, Jumat (9/12/2022), di gedug Samantha Krida. Pertama, dari Fakultas Kodokteran Prof. Agustina Tri Endharti., S.Si., Ph.D dan yang kedua, Prof. Dr. Dra. Sumiati, M.Si., CFP dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Prof. Agustina Tri Endharti., S.Si., Ph.D merupakan Profesor aktif ke-9 dari FK dan Profesor aktif ke-173 di UB serta menjadi Profesor ke-304 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan UB. 2. Sedangkan, Prof. Dr. Dra. Sumiati, M.Si., CFP adalah Profesor aktif ke-20 dari FEB dan Profesor aktif ke - 174 di UB serta menjadi Profesor ke-305 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh UB.
Cacing Tanah untuk Imunoterapi Komplementer Kanker
Prof. Agustina Tri Endharti., S.Si., Ph.D dikukuhkan sebaga Profesor dalam bidang Imunologi. Ia mengangkat tema “Peran Lyso-Lectin “iCan SoLec” sebagai Pendekatan Baru Imunoterapi Kompelementer Kanker”.
Disampaikan Agustina, cacing tanah berpotensi menjadi bahan alam yang digunakan untuk imunoterapi melawan penyakit kanker. Cacing ini mensekresi coelomic fluid yang mengandung lysozyme-lectin (lyso-lectin) yang terbukti memiliki efek anti-kanker.
“Hasil studi yang kami lakukan, lyso-lectin “iCanSolec” terbukti efektif digunakan sebagai terapi pendamping. Tapi pemakaiannya perlu dikombinasikan dengan obat kemoterapi standar, ” ujar Profesor lulusan Universitas Nagoya tersebut.
Lyso-lectin memiliki berbagai aktivitas biologis, termasuk diantaranya memiliki fungsi sebagai imunomodulator (senyawa yang meningkatkan kekebalan tubuh). Pemanfaatan lyso-lectin sebagai agen imunoterapi merupakan salah satu solusi perkembangan terkini di bidang pengobatan penyakit kanker yang memiliki prospek di masa mendatang.
Kelebihan lainnya disampaikan Agustina, bahan dasar terapi ini mudah diperoleh dan harganya terjangkau. Selain itu proses pembuatannya juga cukup sederhana, dibandingkan dengan imunoterapi sintetis pada umumnya.
Lebih lanjut disampaikan, proses imunoterapi akan menstimulasi sistem kekebalan untuk melawan sel kanker melalui regulasi senyawa aktif yang berperan penting pada jalur molekuler untuk menghambat dan memulihkan fungsi tubuh.
Imunoterapi merupakan salah satu jenis pengobatan yang mendorong sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit secara efektif. Beberapa bukti menunjukkan bahwa lyso-lectin dapat mempengaruhi respon imun dengan cara menekan proliferasi dan meningkatkan kematian sel kanker.
Integrasi Modal Perusahaan untuk Kinerja Berkelanjutan
Selanjutnya Profesor kedua yakni Prof. Dr. Dra Sumiati, M.Si., CFP yang mengangkat tema “IMIFS: Integrasi Modal Intelektual, Modal Fisik, dan Modal Sosial dalam Meningkatkan Kecepatan Inovasi Dan Kinerja Berkelanjutan. Ia dikukuhkan sebagai Profesor dalam bidang Ilmu Manajemen Keuangan.
IMIFS merupakan pendekatan yang mengintegrasikan modal intelektual, modal fisik dan modal sosial dalam meningkatkan kecepatan inovasi dan kinerja berkelanjutan. Modal intelektual yang dikelola optimal mampu menangkap peluang investasi strategis serta mendorong kecepatan inovasi dan meningkatkan kinerja berkelanjutan perusahaan.
Menurut Sumiati, kinerja berkelanjutan berbeda dengan kinerja pada umumnya. Kinerja berkelanjutan meliputi tiga aspek yaitu aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.
“Konsep kinerja pada umumnya lebih menekankan pada profit. Sedang perusahaan sangat berkepentingan dengan berbagai pemangku kepentingan. Seharusnya perusahaan tidak hanya menitikberatkan pada profit dan penggunaan teknologi tetapi harus memperhatikan aspek-aspek lingkungan dan sosial, ” tutur mantan Ketua Jurusan Manajemen ini.
Kinerja berkelanjutan perusahaan yang unggul dapat dicapai saat modal intelektual dengan menggunakan kontak sosial dan interaksi sosial dapat membangun jaringan sosial serta meningkatkan kepekaan sosial. Modal intelektual terdiri dari modal manusia (human capital), modal struktural (structural capital), dan modal pelanggan (customer capital). Peran modal intelektual di dalam keputusan investasi dan mendorong kecepatan inovasi dipengaruhi sikap manajer terhadap risiko apakah manajer penghindar risiko (risk averter) maupun manajer yang berani mengambil risiko (risk taker).
Namun model IMIFS ini tergantung pada elemen modal intelektual yang memiliki karakter yang variatif selain peran keterlibatan manajer di dalam mengambil keputusan. Modal intelektual yang variatif mulai dari pengetahuan, kompetensi, ketrampilan, komitmen, inovatifitas, dan sikap bijak yang dimiliki oleh karyawan akan berpengaruh terhadap efisiensi dan efektifitas penggunaan modal intelektual.
“Sikap manajer didalam pengambilan keputusan sangat tergantung pada preferensi sikap manajer terhadap risiko, sehingga akan mempengaruhi kecepatan menciptakan dan menangkap peluang investasi strategis dan inovasi, ” terangnya.
Sehingga pada naskah pengukuhan professor ini, Sumiati menjelaskan untuk melaksanakan model IMIFS perusahaan seyogyanya melakukan empat langkah. Pertama, peningkatan kualitas modal intelektual terutama manajemen human capital (modal manusia). Kedua, modal intelektual harus memiliki kecerdasan menyaring informasi, menangkap peluang investasi serta kecepatan inovasi, sehingga pentingnya peran knowledge management.
Ketiga, perusahaan mengembangkan tiga unsur utama dalam modal sosial yaitu kepercayaan (trust), hubungan timbal balik (reciprocal), dan interaksi sosial (interaction). Interaksi sosial yang dibangun perusahaan semakin luas, maka jaringan sosial perusahaan semakin kuat. Terakhir, perusahaan senantiasa menjaga keseimbangan kinerja tidak hanya aspek ekonomi, tetapi aspek sosial dan lingkungan sebagai perwujudan kepedulian perusahaan pada seluruh pemangku kepentingan termasuk pelestarian alam. (*)