KOTA MALANG - Masalah infrastruktur, ekonomi dan kesenjangan sosial tidak hanya terjadi di perkotaan. Permasalahan ini juga kerap dialami oleh masyarakat desa, sehingga membutuhkan cara untuk mencapai tujuan SDGs Desa, yang bertujuan untuk membangun ekonomi, sosial, lingkungan, hukum dan tata kelola masyarakat tingkat desa.
Berangkat dari hal ini, Muhammad Hafizh Al Ghiffari, salah satu mahasiswa dari Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya menggagas platform i-Desaku.
Menurut Hafizh, platfrom ini mengintegrasikan antar perangkat desa dengan masyarakat. “Platform ini memiliki berbagai fitur seperti arus pemasukan dan pengeluaran dana desa, kolom aspirasi, event info, BUMD, koperasi digital dan berbagao fitur lainnya yang masih terus dikembangkan”, ujarnya, Jum'at (10/2).
Setidaknya, ada empat keunggulan i-Desaku menurut Hafizh. “Pertama, mampu mengentaskan kemiskinan melalui transparansi cashflow pengelolaan dana desa secara real time. Kemudian juga dapat mewujudkan platform penampung aspirasi public sebagai upaya mengurai potensi penyelewengan dana, memberi ruang masyarakat untuk melaporkan masalah di desa, menjadi sarana pengembangan usaha masyarakat desa lewat pendanaan melalui BUMD, bisa juga menjadi penghubung antara warga dengan perangkat desa yang sedang mengabdi”, jelasnya.
Melalui i-Desaku, Hafizh adalah salah satu dari lima mahasiswa yang mewakili UB dalam ajang International Youth Exchange and Conference 3: Turkey. Program in merupakan inisiasi NGO Indonesian Youth Action yang bergerak mewadahi suara, gagasa, ide dan inovasi serta berperan aktif dalam pengabdian kepada masyarakat untuk menerapkan pembangunan berkelanjutan. “IYA sendiri telah menyelenggarakan konferensi di berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand”, jelasnya.
“Melalui kegiatan ini saya berharap dapat menyalurkan ide serta gagasan saya di hadapan para panelist yang memiliki concern dan tujuan yang sama, supaya dapat menghasilkan sebuah kolaborasi, demi mewujudkan kemajuan bagi negeri sebagai bakti kepada Ibu Pertiwi”, pungkas Hafizh. (VQ)